PAFI Kabupaten Buol Bergerak: Misi Survei Ketersediaan Obat di Pelosok Sulawesi Tengah

Admin/ September 9, 2025/ Kegiatan Organisasi

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, Kabupaten BuolKesehatan adalah hak dasar setiap manusia, namun realitanya, akses terhadap layanan kesehatan, termasuk obat-obatan, masih menjadi tantangan besar di banyak wilayah Indonesia. Terutama di daerah terpencil dan pelosok, ketimpangan ini sangat terasa. Stok obat yang sering kosong, distribusi yang terhambat, hingga kurangnya tenaga ahli farmasi menjadi masalah klasik yang tak kunjung usai.

Di tengah potret buram ini, sebuah cahaya harapan muncul dari Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten Buol mengambil langkah proaktif yang patut diacungi jempol. Mereka tidak tinggal diam melihat kondisi ini. Dengan semangat pengabdian, para ahli farmasi di Buol menginisiasi sebuah misi penting: survei ketersediaan obat di pelosok Sulawesi Tengah.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa misi ini sangat krusial, bagaimana tim PAFI Buol melaksanakannya, serta dampak positif yang diharapkan dari kegiatan mulia ini.

Baca Juga: Pahlawan Tanpa Jas Putih: Kisah Inspiratif Tim Medis Kabupaten Bungo di Garis Depan

Mengapa Survei Ketersediaan Obat Begitu Penting?

Masalah ketersediaan obat di daerah terpencil bukanlah sekadar urusan logistik. Ini menyangkut nyawa manusia. Ketika obat esensial seperti antibiotik, obat hipertensi, atau obat diabetes tidak tersedia, pasien terpaksa menunda pengobatan, mencari alternatif yang tidak terjamin mutunya, atau bahkan berhenti berobat sama sekali. Kondisi ini dapat memperburuk penyakit, memicu komplikasi, dan pada akhirnya, meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas.

Survei yang dilakukan oleh PAFI Kabupaten Buol bertujuan untuk:

  • Memetakan Masalah secara Akurat: Dengan data yang valid di tangan, PAFI dan pihak terkait (Dinas Kesehatan, Puskesmas, dll.) bisa mengetahui secara pasti jenis obat apa saja yang sering kosong, di mana saja lokasinya, dan apa penyebab utamanya.
  • Mengidentifikasi Akar Masalah: Apakah masalahnya ada pada perencanaan kebutuhan? Apakah distribusinya yang lambat? Atau ada kendala lain seperti anggaran yang terbatas? Survei ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental tersebut.
  • Merumuskan Solusi Jangka Panjang: Data yang terkumpul akan menjadi dasar untuk menyusun strategi yang efektif dan berkelanjutan. Misalnya, mengusulkan program pengadaan obat yang lebih efisien, membangun sistem distribusi yang lebih baik, atau memberikan pelatihan khusus bagi tenaga kesehatan di daerah tersebut.
  • Meningkatkan Sinergi: Misi ini bukan hanya tentang PAFI. Ini adalah upaya kolaborasi. Survei ini menjadi jembatan komunikasi antara PAFI, pemerintah daerah, dan masyarakat, demi satu tujuan: meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Jejak Langkah Kemanusiaan: Perjalanan Tim PAFI Buol

Misi survei ini bukan pekerjaan mudah. Tim PAFI Kabupaten Buol harus menembus medan yang menantang. Wilayah Sulawesi Tengah, khususnya daerah pegunungan dan pesisir terpencil, memiliki akses yang sulit. Jalanan berbatu, menyeberangi sungai, hingga berjalan kaki berjam-jam menjadi pemandangan yang biasa mereka hadapi.

Persiapan matang dilakukan jauh sebelum misi dimulai. Tim menyusun daftar obat-obatan esensial yang harus dipantau, menyiapkan formulir survei digital maupun manual, dan berkoordinasi dengan Puskesmas dan tokoh masyarakat setempat. Mereka juga membawa serta persediaan obat-obatan dasar sebagai antisipasi jika ada pasien yang membutuhkan bantuan medis darurat di tengah perjalanan.

Setibanya di lokasi, tim tidak hanya sekadar mencatat ketersediaan stok. Mereka berinteraksi langsung dengan para tenaga kesehatan, mulai dari dokter, bidan, hingga perawat. Mereka mendengarkan keluhan dan tantangan yang dihadapi para petugas di garis depan ini. Sering kali, masalah yang ditemukan lebih kompleks dari sekadar kekurangan obat. Misalnya, kurangnya pengetahuan tentang manajemen stok obat atau terbatasnya anggaran operasional.

Selain itu, mereka juga berdialog dengan masyarakat. Dari masyarakat, tim mendapatkan informasi berharga tentang seberapa sering mereka kesulitan mendapatkan obat, jenis penyakit apa yang paling banyak diderita, dan bagaimana mereka selama ini mengatasi masalah tersebut. Kisah-kisah ini menjadi pengingat yang kuat bagi tim PAFI Buol bahwa misi mereka lebih dari sekadar data; ini tentang harapan.

Baca Juga: PAFI Kabupaten Buol Gelar Seminar Kesehatan Farmasi untuk Masyarakat

Studi Kasus dari Pelosok: Sebuah Cermin Realita

Dalam perjalanan survei, tim PAFI Buol menemukan beberapa temuan menarik sekaligus memprihatinkan. Di salah satu desa terpencil di Kecamatan Bokat, mereka mendapati bahwa Puskesmas Pembantu (Pustu) hanya memiliki stok obat untuk beberapa jenis penyakit umum, seperti demam dan batuk. Obat untuk penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi hampir tidak pernah tersedia.

Seorang warga bernama Bapak Jufri, penderita hipertensi, berbagi ceritanya. Setiap bulan, ia harus menempuh perjalanan sejauh 20 kilometer ke Puskesmas kecamatan hanya untuk mengambil obat. “Kadang sudah jauh-jauh datang, ternyata obatnya habis. Terpaksa menunggu sampai stok datang lagi, padahal tekanan darah saya sering naik,” keluhnya. Kisah seperti Bapak Jufri menjadi bukti nyata betapa pentingnya misi ini.

Di lain tempat, tim menemukan permasalahan lain: obat-obatan yang menumpuk dan hampir kedaluwarsa. Hal ini terjadi karena kesalahan dalam perencanaan kebutuhan yang tidak sesuai dengan pola penyakit di wilayah tersebut. Temuan ini menunjukkan bahwa masalah ketersediaan obat bukan hanya tentang kekurangan, tapi juga tentang pengelolaan yang tidak tepat.

Menuju Masa Depan Kesehatan yang Lebih Merata

Misi survei PAFI Kabupaten Buol adalah langkah awal yang monumental. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara mendalam dan menjadi landasan untuk advokasi kebijakan di tingkat lokal maupun provinsi. PAFI Buol akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengusulkan perbaikan sistem rantai pasok obat, mulai dari perencanaan, pengadaan, hingga distribusi.

Langkah-langkah konkret yang bisa diwujudkan antara lain:

  • Sistem Logistik Obat Terintegrasi: Membangun sistem digital yang memungkinkan Puskesmas di pelosok untuk melaporkan stok obat secara real-time, sehingga pemerintah bisa merespons kekurangan dengan cepat.
  • Pelatihan Manajemen Stok: Memberikan edukasi dan pelatihan kepada para petugas kesehatan di daerah terpencil tentang cara mengelola stok obat dengan lebih efisien, menghindari penumpukan atau kekosongan.
  • Penyaluran Anggaran yang Tepat Sasaran: Mengadvokasi agar alokasi anggaran kesehatan, khususnya untuk obat-obatan, disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan.

Misi ini membuktikan bahwa peran ahli farmasi tidak hanya di balik meja apotek. Mereka adalah garda terdepan yang berani turun langsung ke lapangan, menjemput harapan kesehatan bagi mereka yang paling membutuhkan. Apa yang dilakukan PAFI Kabupaten Buol adalah wujud nyata dari pengabdian profesi yang berorientasi pada kemanusiaan.

Penutup: Kontribusi Kecil, Dampak Besar

Meskipun misi ini mungkin terlihat sebagai sebuah “kontribusi kecil”, dampaknya bagi masyarakat di pelosok Sulawesi Tengah sangatlah besar. Keberadaan PAFI Kabupaten Buol yang peduli dan proaktif menjadi bukti bahwa semangat gotong royong dan pengabdian masih hidup subur di Indonesia.

Melalui misi survei ketersediaan obat ini, PAFI Kabupaten Buol tidak hanya membawa data, tetapi juga membawa harapan. Harapan bahwa suatu hari nanti, tidak ada lagi warga yang kesulitan mendapatkan obat, harapan bahwa kesehatan yang merata bukan lagi sekadar mimpi, melainkan sebuah kenyataan yang bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Share this Post