Biduran: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Admin/ September 22, 2025/ Berita & Update, Edukasi Kesehatan

Pernahkah Anda tiba-tiba merasakan gatal hebat disertai ruam kemerahan yang timbul di kulit? Mungkin itu adalah biduran. Kondisi kulit yang juga dikenal dengan istilah urtikaria ini merupakan masalah umum yang bisa dialami siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa. Meskipun biasanya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, biduran sering kali menimbulkan ketidaknyamanan yang luar biasa, mengganggu aktivitas sehari-hari, dan bahkan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Memahami apa itu urtikaria, apa penyebabnya, dan bagaimana cara menanganinya adalah kunci untuk meredakan gejala dan mencegahnya kambuh. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang biduran, dari A sampai Z, memberikan Anda panduan lengkap untuk mengatasi kondisi kulit yang menyebalkan ini.


Apa Itu Biduran dan Mengapa Muncul?

Secara sederhana, biduran adalah reaksi kulit yang ditandai dengan munculnya ruam kemerahan atau benjolan yang menonjol dan terasa gatal. Ruam ini bisa bervariasi ukurannya, dari sekecil ujung jari hingga sebesar piring, dan bisa muncul di bagian tubuh mana pun. Uniknya, urtikaria sering kali muncul dan hilang dengan cepat, bahkan berpindah-pindah lokasi di tubuh dalam hitungan jam.

Biduran terjadi ketika tubuh melepaskan zat kimia bernama histamin sebagai respons terhadap suatu pemicu. Histamin inilah yang menyebabkan pembuluh darah kecil di kulit melebar (vasodilatasi) dan bocor, sehingga cairan menumpuk di bawah permukaan kulit. Tumpukan cairan inilah yang kemudian membentuk benjolan atau ruam yang khas pada urtikaria.


Penyebab Biduran: Pemicu yang Sering Tidak Disadari

Biduran seringkali dikaitkan dengan reaksi alergi, tetapi ada banyak pemicu lain yang bisa menyebabkannya. Mengetahui pemicu spesifik sangat penting untuk mencegah biduran kambuh di kemudian hari.

  1. Alergi Makanan: Ini adalah salah satu penyebab paling umum, terutama pada anak-anak. Makanan yang sering memicu urtikaria antara lain kacang-kacangan, susu, telur, kerang, ikan, gandum, dan kedelai.
  2. Alergi Obat-obatan: Beberapa jenis obat dapat memicu reaksi alergi, yang salah satunya adalah biduran. Contohnya termasuk antibiotik (terutama penisilin), aspirin, dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
  3. Paparan Lingkungan: Kontak langsung dengan alergen di lingkungan bisa menyebabkan biduran. Misalnya, serbuk sari, bulu binatang, gigitan serangga, atau lateks.
  4. Faktor Fisik: Biduran juga bisa dipicu oleh faktor fisik seperti:
    • Tekanan: Pakaian yang terlalu ketat atau sabuk yang menekan kulit.
    • Suhu: Paparan suhu dingin (biduran dingin) atau panas (biduran kolinergik), misalnya saat berolahraga atau mandi air hangat.
    • Sinar Matahari: Paparan sinar UV dapat memicu biduran pada beberapa orang.
    • Keringat: Keringat berlebih bisa memicu biduran, terutama pada orang yang memiliki kondisi urtikaria kolinergik.
  5. Infeksi: Infeksi virus (seperti flu atau mononukleosis), bakteri, atau jamur dapat memicu reaksi biduran. Ini sering terjadi pada anak-anak.
  6. Stres: Stres emosional atau fisik yang berlebihan juga dapat menjadi pemicu biduran, meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami.
  7. Penyakit Autoimun: Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, biduran kronis dapat menjadi gejala dari penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-selnya sendiri.

Gejala Biduran yang Perlu Anda Waspadai

Gejala utama biduran adalah kemunculan ruam atau benjolan (yang disebut wheal) yang:

  • Berwarna kemerahan atau seperti warna kulit.
  • Menonjol di permukaan kulit.
  • Terasa sangat gatal dan panas.
  • Bisa muncul di mana saja di tubuh.
  • Bisa berubah ukuran, bentuk, dan lokasi dalam beberapa jam.

Meskipun biduran umumnya tidak berbahaya, ada beberapa gejala yang menandakan kondisi serius dan membutuhkan pertolongan medis segera. Gejala ini termasuk:

  • Angioedema: Pembengkakan yang parah di bawah kulit, biasanya di sekitar mata, bibir, lidah, atau tenggorokan.
  • Kesulitan bernapas atau menelan.
  • Pusing, mual, atau pingsan.

Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda dari reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis, sebuah kondisi medis darurat yang mengancam nyawa.


Cara Mengatasi dan Mengobati Biduran

Penanganan biduran bertujuan untuk meredakan gejala dan mengidentifikasi serta menghindari pemicunya. Berikut adalah langkah-langkah praktis yang bisa Anda lakukan:

Penanganan di Rumah

  1. Gunakan Antihistamin: Ini adalah pengobatan utama untuk biduran. Antihistamin yang dijual bebas dapat memblokir efek histamin dan meredakan gatal. Penting untuk berkonsultasi dengan apoteker atau dokter untuk dosis yang tepat.
  2. Kompres Dingin: Untuk meredakan gatal dan bengkak, kompres area yang terkena dengan air dingin atau es yang dibalut handuk.
  3. Mandi Air Dingin: Mandi dengan air suam-suam kuku atau dingin dapat membantu menenangkan kulit yang gatal. Hindari air panas yang justru bisa memicu pelepasan histamin lebih lanjut.
  4. Gunakan Pakaian Longgar: Kenakan pakaian yang longgar dan terbuat dari bahan katun yang lembut untuk menghindari gesekan yang dapat memperburuk gatal.
  5. Hindari Menggaruk: Meskipun sulit, hindari menggaruk area yang gatal. Menggaruk hanya akan memperparah iritasi dan meningkatkan risiko infeksi.

Baca Juga: Studi Kasus Farmakoterapi: Implementasi Prinsip dalam Penanganan Penyakit Kronis

Penanganan Medis

Jika biduran tidak membaik dengan pengobatan di rumah, atau jika Anda mengalami gejala yang parah, segera temui dokter. Dokter mungkin akan:

  • Merawat dengan Kortikosteroid Oral: Untuk kasus biduran kronis atau parah, dokter mungkin meresepkan kortikosteroid oral untuk menekan peradangan.
  • Memberikan Suntikan Epinefrin: Dalam kasus anafilaksis, suntikan epinefrin akan diberikan segera untuk meredakan reaksi alergi yang parah.
  • Menyarankan Tes Alergi: Untuk mengidentifikasi pemicu, dokter mungkin akan menyarankan tes alergi, seperti tes tusuk kulit atau tes darah.
  • Mencari Penyakit Penyerta: Jika biduran bersifat kronis (berlangsung lebih dari enam minggu), dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu apakah ada penyakit penyerta seperti gangguan tiroid atau penyakit autoimun.

Mencegah Biduran Kambuh

Pencegahan adalah kunci untuk mengelola biduran, terutama jika Anda sering mengalaminya.

  1. Identifikasi dan Hindari Pemicu: Ini adalah langkah paling penting. Catat apa yang Anda makan, obat apa yang Anda konsumsi, atau aktivitas apa yang Anda lakukan sebelum biduran muncul. Setelah pemicu teridentifikasi, hindari sebisa mungkin.
  2. Kelola Stres: Latihan meditasi, yoga, atau aktivitas santai lainnya dapat membantu mengelola stres yang bisa menjadi pemicu biduran.
  3. Jaga Kebersihan Lingkungan: Bersihkan rumah dari debu dan bulu binatang secara teratur jika Anda sensitif terhadapnya.
  4. Perhatikan Suhu Tubuh: Jika Anda memiliki biduran kolinergik, hindari berolahraga terlalu keras, mandi air panas, atau berada di lingkungan yang terlalu hangat.
  5. Konsultasi dengan Dokter Spesialis: Jika biduran terus berulang, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli alergi atau dermatologi untuk diagnosis dan rencana perawatan yang lebih tepat.

Kesimpulan

Biduran atau urtikaria adalah kondisi kulit yang umum, namun bisa sangat mengganggu. Meskipun sebagian besar kasus bersifat ringan dan bisa diatasi dengan penanganan di rumah, mengenali gejala dan pemicunya adalah langkah awal yang krusial. Selalu waspada terhadap tanda-tanda reaksi alergi parah dan jangan ragu mencari bantuan medis jika Anda mengalami gejala yang mengkhawatirkan. Dengan pemahaman yang tepat dan langkah pencegahan yang efektif, Anda bisa mengendalikan biduran dan menjalani hidup dengan lebih nyaman.

Share this Post